Merbabu adalah gunung kedua yang
akan saya daki kali ini. Awalnya saya diajak teman dari malang, namanya Resti,
katanya dia penasaran dengan sabana merbabu. Sebelum ke Merbabu, Resti bersama
temannya bernama Faisal menyempatkan diri untuk jalan jalan ke salah satu
Landmark yang ada di Semarang yaitu Brown Canyon, akhirnya saya bersama 3 teman
saya (Ryan, Agus, Kabir) memutuskan untuk ke basecamp selo terlebih dahulu.
Memulai perjalan dari Semarang sekitar pukul 09.00 wib. Lepas dari kota
Salatiga, dari kejauhan ada aktivitas operasi kendaraan bermotor, berhubung
motor saya ada sedikit masalah dengan kelengkapannya, akhirnya kami berhenti di
warung yang tak jauh dari TKP. Setelah 30 menit berlalu akhirnya para “Pencari
nafkah” tersebut meninggalkan TKP. Seketika hati menjadi tenang dan merbabu
kami dataaaang.
Kemudian kami melanjutkan
perjalanan ke Boyolali lalu ke Selo tempat di mana basecamp Selo berada.
Perjalanan kami kali ini tak semulus paha Cherry belle. Kami sempat tersesat di
kampong antah berantah yang jauh dari rumah dipenuhi tanjakan dan ditinggalkan
cinta. Jalan beberapa saat kami singgah sebentar untuk bertanya kepada warga
swkitar tentang keberadaan si base camp.
Yang saya paham hanya “Mboten” dan “Nggih” selebihnya hanya Tuhan yang tau. Sembari mencari arah, kami kembali dihadapkan dengan musibah kecil. Motor Ryan kehabisan bensin dan hujan mulai merintik. Kami berpencar, 2 orang jaga motor, 2 orang lainnya cari bensin. Dengan bermodalkan Bahasa jawa yang seadanya, akhirnya ketemu juga bensinnya. Oke masalah bensin selesai. Waktunya untuk melanjutkan perjalanan.
“Pak, jalan menuju basecamp pendakian
sebelah mana ya pak?” kemudian si bapak menjawab “!@#$%^&*()_)(*&^%$#@ menggunakan bahasa jawa kromo”
Yang saya paham hanya “Mboten” dan “Nggih” selebihnya hanya Tuhan yang tau. Sembari mencari arah, kami kembali dihadapkan dengan musibah kecil. Motor Ryan kehabisan bensin dan hujan mulai merintik. Kami berpencar, 2 orang jaga motor, 2 orang lainnya cari bensin. Dengan bermodalkan Bahasa jawa yang seadanya, akhirnya ketemu juga bensinnya. Oke masalah bensin selesai. Waktunya untuk melanjutkan perjalanan.
Seiring waktu berjalan, keempat
satria gagah ini akhirnya tiba di Basecamp Selo dengan mengucap segala syukur
Alhamdulillah. Di gerbang kami sempat bertemu dengan 2 pendaki asal Solo yang
juga baru tiba di basecamp,”Lali Jenenge Iling Rupane” lupa namanya tapi ingat
wajahnya kok hehe. Yang satu dipanggil Bang ucup, yang satunya lupa hehe.
![]() |
(Basecamp Pendakian Selo) |
Bu’ Nasi goreng nya satu sama es
teh ya bu’. Itulah kata yang sering saya ucapkan ketika tiba dibasecamp
pendakian hehe, maklum tenaga nya habis buat cari arah dan tak tahu arah jalan
ke sini. Setelah makan dan istirahat sejenak, tak lupa kami mengambil gambar
sejenak lalu melakukan registrasi dan kemudian memulai pendakian ini.
Kami memulai pendakian sekitar pukul 15.00 lebih sedikit. Karena ini
adalah pendakian pertama saya ke gunung merbabu maka saya tidak terlalu
memerhatikan rintangan dari pos ke pos. yang saya ingat kami berangkat jam 3
sore dan tiba di Pos IV pukul 19.00. di tengah perjalanan menuju sabana 1 kami
sempat tersesat di tanjakan penyesalan yang waktu itu dipenuhi kabut, dan tak
satupun dari kami yang pernah kesini. Setelah berdebat selama beberapa menit
dan sempat panik, Alhamdulillah akhirnya kami menemukan string yang cukup
jelas yang menjadi penuntun kami ke jalur yang agak jelas pada malam itu.
Setelah melewati tanjakan, tanahnya mulai landai. Sesekali saya menyenter pohon
yang ada di sekitar dan waktu itu saya menemukan pohon yang ada tulisannya.
Kemudian saya mendekat dan tulisannya adalah Sabana 1, Alhamdulillah akhirnya
kami tiba disini dan kami pun memutuskan untuk menginap semalam disini sebelum
melakukan summit keesokan harinya. Sabana 1 adalah tanah landai yang luas
dengan pemandangan indah, para pendaki biasanya menginap disini apabila ingin
melakukan summit keeskoan harinya, namun ada juga beberapa pendaki yang melanjutkan
pendakian ke sabana 2 yang memiliki jarak sekitar 1 jam perjalanan dari Sabana
1.
Sembari memasang tenda, ada pendaki lain yang berkunjung ke tenda
kami. Seorang cewek yang telah tiba di sabana sehari sebelum kami. “Mas, ada
makanan gak mas? Aku kelaparan nih mas. Logistik kami udah habis sedangkan kami
masih harus menginap semalam disini sebelum turun ke bawah”. Kebetulan kami
bawa logistic lebih, jadi kami membagikan sedikit logistik kami. Kemudian si
cewek duduk dan bercerita kepada kami kalau itu adalah pendakian pertamanya
hehe. Si cewek berkata seperti ini “ternyata naik gunung itu tidak mudah ya,
dan dengan mendaki ini, saya jadi belajar banyak hal. Saya lebih menghargai
alam, menghargai makanan dan menghargai ciptaan tuhan. Beda banget dengan keadaan
kalau kita di kota, makasih ya makanannya”kemudian si cewek kembali ke tenda
nya.
Katanya sih malam hari di gunung itu indah. Waktu itu sekitar pukul
22.00 wib, saya siap siap untuk mengambil beberapa foto bintang. Dengan
bermodalkan kamera seadanya dan tripod saya berkeliling sekitar tenda. Sekitar
3 meter saya berjalan dari tenda, saya memutuskan untuk kembali ke tenda
dikarenakan suhu yang kurang bersahabar haha. Waktu itu sangat dingin dan saya
kemudian memutuskan untuk tidur kembali. Pada pukul 02.00 pagi saya bangun
untuk mengecek keadaan langit pada pagi itu. Suhunya sudah tidak sedingin tadi
dan kali ini saya akan keluar untuk mengambil beberapa foto bintang.
Dikarenakan malam itu rembulan dan berkabut, maka milkiway nya pun
tidak kelatan sama sekali. Saya hanya mengambil foto bintang dengan tenda
sebagai foregroundnya. Ini beberapa foto yang berhasil saya rekam pada malam
itu.
![]() |
(Setelah pagi saya baru sadar kalau tenda berwarna kuning ini adalah tenda si Resti dan Faisal haha) |
![]() |
(Di sebelah kiri terlihat cahaya kecil bersusun rapi, itu adalah cahaya lampu para pendaki yang sedang menuju sabana 2) |
Jam 5 pagi saya bangun untuk bersiap siap menyaksikan mentari yang
akan menghangatkan kami. Para pendaki lain satu persatu keluar dari tenda
mereka untuk menyaksikan keindahan yang selalu kita nantikan yaitu Matahari
terbit. Ada yang duduk menghadap matahari, ada yang memegang tongkat ajaib ada
yang berfoto sambil memegang kertas yang bertuliskan “Indonesia itu indah”, iya
saya tau kok. Ada juga yang sholat subuh depan matahari, ada juga pasangan yang
berdiri indah menyaksikan matahari terbit perlahan. Mungkin ada juga yang
menikmati matahari dari dalam tenda haha. Semuanya ada disini tinggal pilih mau
jadi yang mana, Kalau saya sih tetap setia dengan kamera dan tripod untuk
mengambil sebuah timelapse hehe. Masing” orang punya cara sendiri menikmati
matahari terbit .
![]() |
(Para pendaki sedang menanti terbitnya matahari di sabana 1 waktu itu) |
![]() |
(Ketika mentari muncul, kami telah merasa hangat hanya dengan melihatnya)
|
Matahari mulai tinggi, beberapa dari kami ada yang menyiapkan sarapan,
ada yang menyiapkan peralatan untuk
summit dan ada juga yang sibuk foto- foto yaitu saya sendiri hehe. Lagi asik
foto, tiba tiba dari tenda di depan saya ada yang keluar dan ternyata itu
adalah Resti dan Faisal yang awalnya janjian bareng tapi gak sempat, akhirnya
ketemu disini. Resti bersama rombongannya, melakukan summit setengah jam sebeum
kami. Setelah sarapan, kami berkumpul untuk berdoa. Berdoa agar pendakian kali
ini selamat sampai tujuan dan pulang ke rumah dengan selamat.
Sekitar pukul 08.00 pagi kami memulai summit menuju puncak. Selama
perjalanan kami selalu singgah apabila mendapatkan pemandangan indah. Buat apa
terburu- buru kalau ada pemandangan indah yang menyapa kita dimana- mana haha.
Selama diperjalanan menuju sabana 2, saya sarankan untuk tidak balik belakang. Karena kalau anda berbalik belakang anda pasti akan berhenti dan tersenyum melihat keindahan yang ada di belakang anda haha
![]() |
(Pemandangan Sabana 1
dibelakangi Gunung Merapi)
|
Dari atas terlihat sabana 1 yang dipenuhi tenda, dan apabila menengok
sedikit ke atas kita akan diperlihatkan pemandangan indah Gunung merapi yang
menyapa kita dari kejauhan.
Setelah beberapa saat jalan, akhirnya kami tiba di puncak. Waktu itu menunjukan pukul 10.00 puncak ramai dengan kerumunan orang, setelah mendekat ternyata para pendaki lainnya sedang mengantri untuk berfoto di papan pos yang bertuliskan Puncak Kentheng Songo, Alhamdulillah tidak terasa akhirnya kami berhasil tiba di tempat ini, tempat yang selama ini orang orang ceritakan kepada kami, akhrinya kami berhasil berdiri tepat di atasnya. Kini giliran kami yang akan menceritakan pengalaman kami kepada orang- orang.
![]() |
(Pemandangan Puncak Triangulasi dilihat dari Puncak Kentheng Songo) |
![]() |
(Setelah turun dari Puncak, mampir ke Sabana 2 berfoto sama kabut local) |
Setelah berfoto beberapa saat di puncak, kami memutuskan untuk turun
ke sabana 1 lalu berkemas untuk turun ke basecamp. Jangan ambil apapun selain
gambar, jangan tinggalkan apapun selain jejak, dan jangan bakar apapun selain
semangat. Sampai jumpa di pendakian selanjutnya. Bila ada salah salah kata atau
lelucon yang agak garing hingga menimbulkan fitnah di hati mohon dimaafkan
hehe. See you next mount :)
Selamat dan sukses atas terpublishnya blog ini, semoga membawa semangat yg lain untuk ngeblog.
BalasHapusMakasih mas ver hehe
Hapusmasih ada beberapa kata yg typo kak, lebih teliti yak sebelum posting.
Hapuslanjutkan anak muda!
Makasih koreksinya om jek. Hehe
Hapus